Bab 4: Penjaga Gerbang
Alarm masih meraung. Delta dan Remi berlari menyusuri lorong markas Kara, langkah mereka cepat dan senyap. Di kejauhan, suara dentuman terdengar dari arah laboratorium utama. Tapi bukan itu yang membuat Remi berhenti mendadak. melainkan aura mengerikan yang tiba-tiba muncul dari depan.
Sosok tinggi berjubah hitam berdiri di ujung lorong. Wajahnya tertutup topeng logam, dan udara di sekitarnya terasa berat. Mata merah di balik topeng itu menatap langsung ke arah Remi.
“Remi…” bisik Delta, menahan nafas. “Siapa itu…?”
Remi hanya menggeleng pelan. Tapi tubuhnya gemetar. Dia mengenali sosok itu.
Itulah orang yang dulu menyiksanya saat eksperimen pertama Kara dimulai.
Penjaga gerbang yang disebut-sebut oleh Amado eksperimen gagal yang ternyata masih hidup. Kini ia kembali, dan tampaknya ia bukan sekadar penjaga. Ia datang membawa misi menghancurkan siapa pun yang tahu rahasia sebenarnya tentang asal mula Kara.
“Tidak boleh ada yang keluar hidup-hidup dari sektor ini,” suara parau itu menggema.
Delta langsung bergerak, mengaktifkan sistem modifikasinya. Lengan kirinya berubah menjadi meriam energi, dan ia menembak lurus ke depan. Tapi serangan itu dengan mudah ditepis oleh tameng cakram hitam si penjaga.
Remi mundur. Tangannya gemetar, namun di balik rasa takut itu, ada sesuatu yang tumbuh: tekad. Ia membuka saku kecil di balik pakaiannya dan menarik sebuah benda kecil kristal memori.
Delta melihatnya. “Itu… itu rekaman rahasia dari semua eksperimen Amado, kan?!”
Remi mengangguk. Dan untuk pertama kalinya, ia membuka mulut, berbisik:
“Aku tidak akan diam lagi.”
Dengan keberanian yang baru tumbuh, Remi berdiri di hadapan penjaga itu.
Pertarungan pun dimulai bukan hanya soal kekuatan, tapi tentang siapa yang berhak atas kebenaran yang telah lama disembunyikan.