Bab 3: Bayangan yang Muncul

Remi masih menyendiri di ruangan bawah tanah markas Kara. Kepalanya menunduk, jari-jarinya menggenggam kain hitam yang menutupi lututnya. Percakapan antara Code dan Amado tadi terus terngiang di benaknya. Ia tahu dirinya tidak dianggap penting. Ia hanya bayangan yang tidak pernah bicara tapi ia mengamati segalanya. Suara langkah kaki menggema dari koridor. Remi langsung berdiri waspada, matanya tajam. Dari kegelapan muncul sosok yang tidak ia duga. "Remi." Remi terkejut. Itu suara Delta. Delta menghampirinya dengan langkah mantap, wajahnya seperti biasa: tegas dan penuh percaya diri. Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini ia tampak gelisah. "Aku tahu kau dengar semua tadi. Amado sedang menyembunyikan sesuatu dariku... dan dari semua orang," ucap Delta pelan. Remi hanya menatapnya tanpa kata. "Aku butuh bantuannya," lanjut Delta. "Kau satu-satunya yang cukup diam untuk tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di tempat ini. Aku tahu kau menyimpan data, rekaman, sesuatu kan?" Remi berpaling, ragu. Tidak ada yang pernah menganggapnya penting, bahkan sekadar teman. Tapi sekarang Delta menatapnya seperti seorang sekutu sejati. Tiba-tiba alarm darurat berbunyi. Lampu merah menyala di seluruh markas. Suara mekanis terdengar dari speaker: “Penyusup terdeteksi di sektor laboratorium. Semua unit bersiap.” Delta dan Remi saling berpandangan. “Kau ikut denganku atau tidak?” tanya Delta cepat. Remi menatap tangannya, lalu perlahan mengangguk. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Remi memilih berbicara bukan dengan kata-kata, tapi dengan tindakan. Dan langkah pertamanya adalah menghadapi bayangan yang muncul… dari masa lalu Kara sendiri.