NASIB TRAGIS ANAK HOME ALONE

Kalau kamu pernah nonton film Home Alone, pasti masih ingat dengan bocah kecil bernama Kevin yang ditinggal sendirian di rumah saat libur Natal dan harus menghadapi dua pencuri konyol dengan jebakan-jebakan kreatifnya. Film ini udah jadi bagian dari masa kecil banyak orang dan masih sering diputar ulang sampai sekarang. Tapi di balik kesuksesan film itu, ada satu nama yang nggak pernah lepas dari perhatian: Macaulay Culkin. Dulu, hampir semua orang mengenalnya. Anak kecil dengan wajah polos, gaya bicara cepat, dan ekspresi kaget yang ikonik. Macaulay jadi simbol dari kesuksesan aktor cilik—setidaknya di mata publik. Tapi nggak banyak yang tahu bahwa semua itu punya harga mahal yang harus dia bayar. Sejak usia empat tahun, Macaulay sudah masuk ke dunia akting. Tapi bukan karena dia pengin. Semua itu karena tekanan dari ayahnya, Kit Culkin. Sosok yang dikenal ambisius dan keras kepala, yang mendorong anak-anaknya, terutama Macaulay, untuk jadi bintang besar. Bukan sebagai bentuk dukungan, tapi lebih karena ambisi pribadi. Bisa dibilang, Macaulay dipaksa dewasa sebelum waktunya. Keluarga Culkin sendiri bukan berasal dari latar belakang yang nyaman. Mereka tinggal di apartemen kecil di New York, dengan kondisi yang serba terbatas. Tapi mereka terus menambah anak, dan semua beban ekonomi keluarga secara perlahan mulai bergantung pada Macaulay. yang saat itu baru beranjak sekolah dasar. Bisa dibayangkan, di usia sekecil itu, dia sudah jadi tulang punggung keluarga. Ketika Home Alone meledak di pasaran dan jadi salah satu film dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa, nama Macaulay langsung melesat ke puncak popularitas. Tapi ketenaran itu bukan membawa kebebasan, justru sebaliknya—membuat hidupnya makin terkurung. Jadwal padat, wawancara, premiere film, dan tekanan dari orang tuanya yang terus menuntut lebih. Dia nggak punya waktu untuk jadi anak kecil biasa.