Bab 10: Dekat di Tengah Bahaya

Bab 10: Dekat di Tengah Bahaya Setelah berhasil menemukan tempat aman di lorong sempit sebelumnya, Eida dan Pangeran Ogawa melanjutkan perjalanan mereka ke ruang pusat informasi musuh. Hati mereka berdegup kencang, bukan hanya karena bahaya yang mengintai, tetapi juga karena kedekatan fisik yang tak terhindarkan. Saat mereka merayap melewati koridor gelap, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Tanpa berpikir panjang, Ogawa menarik Eida ke balik sebuah mesin besar, menekannya ke tubuhnya. Napas mereka hampir menyatu, dan untuk sekejap, waktu seakan berhenti. “Diam… jangan bergerak,” bisik Ogawa, tangannya masih menempel di punggung Eida untuk menahan gerakannya. Suaranya lembut, namun tegas. Eida menelan ludah, sadar betapa dekatnya mereka. Aroma khas Ogawa membuatnya sulit menahan diri, dan matanya secara otomatis menatap wajahnya. Ogawa menundukkan kepala sedikit, dan pandangan mereka bertemu. Ada sesuatu yang berbeda hangat, penuh perhatian, dan hampir… tak tertahankan. Langkah penjaga itu semakin dekat. Eida menahan napas, merasakan jantungnya seakan ingin meloncat. Ogawa, tanpa lepas dari posisinya yang melindungi, mencondongkan tubuhnya sedikit, hampir menutupi Eida sepenuhnya. “Kita harus bergerak setelah mereka lewat,” bisik Ogawa lagi. “Ikuti aku… pelan.” Dengan gerakan hati-hati, mereka menyusup ke ruangan berikutnya. Ruangan itu lebih besar dan tampak seperti pusat kontrol musuh. Beberapa layar menampilkan peta dan data penting. Eida menunduk untuk memeriksa dokumen yang mereka butuhkan, sementara Ogawa tetap berjaga di dekat pintu. Detik-detik itu terasa panjang. Eida merasakan tangan Ogawa yang sesekali menyentuh lengannya untuk memberikan dukungan atau menahan saat ia kehilangan keseimbangan. Setiap sentuhan membuat pipinya memerah, dan hatinya berdetak lebih cepat. “Eida…” suara Ogawa terdengar hampir tak sengaja lembut. Eida menoleh, tapi ia hanya bisa menatap matanya, bingung antara fokus pada misi atau perasaan yang membuncah. Ogawa