Bab 7: Kedekatan yang Tak Terduga

Hari itu, markas Kara terasa lebih sunyi dari biasanya. Anggota lainnya tengah sibuk dengan urusan masing-masing, memberi ruang bagi Eida untuk bergerak tanpa terlalu banyak pengawasan. Namun, hatinya tetap waspada; setiap langkah Pangeran Ogawa bisa saja tanpa sengaja membuatnya kehilangan keseimbangan emosional. Eida menatap Pangeran Ogawa dari ujung ruangan. Ia tampak berbeda hari ini sinar matahari yang menembus jendela menyinari wajahnya, membuat setiap garis tegas terlihat lebih hangat dari biasanya. Eida menghela napas, mencoba menenangkan diri, tetapi semakin ia melihat, semakin sulit rasanya mengalihkan pandangan. Tiba-tiba, Pangeran Ogawa menghampirinya, membawa beberapa dokumen misi. “Eida, bisa bantu memeriksa strategi ini?” Suaranya tenang, tapi ada ketegasan yang membuat Eida nyaris kehilangan kata-kata. “Tentu… tentu saja,” jawabnya, sedikit tergagap, meski berusaha keras menahan detak jantungnya. Mereka duduk bersebelahan, meja di antara mereka seolah menjadi penghalang tipis. Tapi bagi Eida, setiap kali jari mereka hampir bersentuhan saat menata dokumen, ada getaran aneh yang menjalar hingga ke ujung sarafnya. Ia menatap Pangeran Ogawa, mencoba membaca ekspresinya, mencari tahu apakah pria itu menyadari ketegangan yang ia rasakan. Namun wajahnya tetap datar, seperti cermin yang sulit dibaca. “Eida, fokus pada dokumen itu,” bisik Pangeran Ogawa tiba-tiba, tanpa menoleh. Ada nada perintah yang lembut namun tegas, membuat jantung Eida melonjak. Ia menunduk, mencoba menenangkan diri, tapi dalam hatinya ada rasa geli yang sulit dijelaskan seperti campuran takut dan kagum. Seiring waktu berjalan, kedekatan mereka tidak lagi sekadar interaksi profesional. Eida mulai menemukan dirinya menunggu momen-momen kecil: senyum tipis Pangeran Ogawa saat berhasil menyelesaikan strategi, atau cara tenangnya saat menghadapi situasi yang menegangkan. Semuanya terasa luar biasa bagi Eida, karena di dunia yang dingin ini, momen kec