Kalau kamu dengar nama Jaden Smith, mungkin yang langsung terlintas bukan lagu atau film yang dia buat, tapi lebih ke tingkah lakunya yang kontroversial dan gaya hidupnya yang nyentrik. Mulai dari cara berpakaiannya yang sering dianggap aneh, komentar-komentarnya soal kehidupan dan sains yang bikin banyak orang bingung, sampai sikapnya yang sering jadi bahan meme di media sosial.
Padahal, Jaden tumbuh di keluarga yang super terkenal dan serba ada—anak dari Will Smith dan Jada Pinkett Smith—dua nama besar di dunia hiburan Hollywood. Dari luar, hidupnya kelihatan sempurna: dia punya akses ke dunia industri hiburan sejak kecil, bisa main film bareng ayahnya, dan dikelilingi banyak kesempatan yang mungkin nggak dimiliki orang lain. Tapi justru karena latar belakang itu juga, banyak yang sulit melihat Jaden sebagai sosok yang mandiri. Sejak awal, publik punya ekspektasi tinggi terhadapnya, apalagi waktu dia tampil memukau di film The Pursuit of Happyness saat masih kecil. Namun setelah itu, kariernya nggak berjalan semulus yang dibayangkan. Film After Earth yang juga dibintangi bersama ayahnya malah jadi titik balik yang pahit—gagal di pasaran dan dikritik habis-habisan. Bahkan Jaden sampai dapat penghargaan sebagai aktor terburuk, yang pastinya memukul mentalnya. Dia juga pernah cerita soal rasa tidak nyamannya terhadap ayahnya yang terlalu menunjukkan kasih sayang di depan umum,
sampai-sampai Jaden pernah ingin pisah rumah dari keluarganya di usia 15 tahun. Perlahan, sorotan terhadapnya bergeser dari karya ke kontroversi. Meski dia tetap berkarya di dunia musik dan punya misi jadi seniman yang beda, banyak orang lebih fokus pada sisi anehnya dibanding apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan. Di balik semua tingkah eksentrik itu, mungkin Jaden cuma ingin diakui sebagai dirinya sendiri—bukan sekadar anak dari dua orang terkenal.