Bab 8: Misi yang Membawa Kedekatan

Bab 8: Misi yang Membawa Kedekatan Keesokan harinya, anggota Kara menerima misi penting yang mengharuskan Eida dan Pangeran Ogawa bekerja sama secara langsung. Misi itu sederhana di atas kertas, tapi berisiko tinggi mereka harus menyusup ke wilayah musuh untuk mengambil informasi strategis. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Eida merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan karena misi itu sendiri, tapi karena ia harus berada dekat dengan Pangeran Ogawa sepanjang waktu. Setiap gerakannya diperhatikan, setiap strategi yang ia ajukan dianalisis olehnya. Dan meskipun ia mencoba bersikap profesional, ada rasa tegang yang sulit disembunyikan. “Eida, pastikan jalur masuk di sini aman. Aku akan mengambil sisi lain,” instruksi Pangeran Ogawa terdengar tenang, tapi nada itu membuat Eida menelan ludah. “Baik… Kak Ogawa,” jawabnya, hampir secara refleks memanggilnya begitu. Ia terkejut sendiri dengan cara panggilan itu terdengar di mulutnya hangat, akrab, dan… berbeda. Sepanjang perjalanan, mereka berjalan berdampingan. Hening kadang menyelimuti, namun itu bukan hening yang canggung. Ada semacam kenyamanan aneh, meskipun keduanya tetap waspada terhadap lingkungan sekitar. Eida memperhatikan setiap gerakan Pangeran Ogawa cara dia menilai situasi, cara tangannya bergerak cepat tapi presisi. Setiap detik bersamanya membuat hati Eida semakin sulit dikendalikan. Ketika mereka menghadapi penjagaan musuh yang lebih banyak dari perkiraan, Pangeran Ogawa tiba-tiba menahan tangan Eida dan menariknya ke balik bayangan. “Tetap tenang,” katanya dengan suara rendah. Kedekatan fisik yang tak disengaja itu membuat pipi Eida memerah. Ia menatapnya, mencari ekspresi yang bisa membimbing perasaannya, tapi wajah Pangeran Ogawa tetap tenang, misterius, seperti cermin yang sulit dibaca. Setelah situasi berhasil mereka atasi, mereka duduk sejenak di balik bangunan yang rusak, saling menenangkan napas. Eida menatap Pangeran Ogawa dari samping. Ia ingin mengatakan sesuatu mengungka