Mulwanto adalah seorang juragan pemilik kebun yang mempunyai tiga anak, di mana anak bungsunya (Yanda) tidak mau melanjutkan pendidikan ke universitas seperti kakak-kakaknya. Pada tanggal 22 Selasa Kliwon, tepat saat wisuda dari anak keduanya (Nuri), Mulyanto meninggal secara tragis akibat tersengat listrik pada saat mandi. Konon siapa pun yang meninggal pada hari Selasa Kliwon akan mengajak anggota keluarganya untuk ikut mati bersama mereka.
Keluarga yang ditinggalkan pun diminta menjalani serangkaian ritual pecah piring untuk mencegah hal tersebut. Wisesa, anak sulung yang berprofesi sebagai dokter, menolak ritual tersebut karena tidak masuk akal.
Mulwanto adalah seorang juragan pemilik kebun yang mempunyai tiga anak, di mana anak bungsunya (Yanda) tidak mau melanjutkan pendidikan ke universitas seperti kakak-kakaknya. Pada tanggal 22 Selasa Kliwon, tepat saat wisuda dari anak keduanya (Nuri), Mulyanto meninggal secara tragis akibat tersengat listrik pada saat mandi. Konon siapa pun yang meninggal pada hari Selasa Kliwon akan mengajak anggota keluarganya untuk ikut mati bersama mereka.
Keluarga yang ditinggalkan pun diminta menjalani serangkaian ritual pecah piring untuk mencegah hal tersebut. Wisesa, anak sulung yang berprofesi sebagai dokter, menolak ritual tersebut karena tidak masuk akal.