TIGA PONDASI SYUKUR
Segala bentuk kenikmatan berupa keluasan rezeki, kesehatan, hidayah, semuanya adalah pemberian dari Allah ﷻ. Maka, tidak sepatutnya bagi kita mengufurinya dengan melanggar perintah-Nya. Lalu bagaimana sikap seorang muslim ketika sedang merasakan segala kenikmatan tersebut?
Hal utama yang harus dilakukan seorang muslim adalah dengan bersyukur, karena syukur merupakan sikap mulia yang menjadi landasan iman seorang hamba. Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa syukur yang sempurna tegak di atas tiga pondasi,
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.” (Madarijus Salikin: 2/234).
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang pandai bersyukur dan menerima segala amal kita sebagai bentuk ketaatan yang tulus. Āmīn.
Allāhu Ta‘ālā a‘lam bishawāb.
TIGA PONDASI SYUKUR
Segala bentuk kenikmatan berupa keluasan rezeki, kesehatan, hidayah, semuanya adalah pemberian dari Allah ﷻ. Maka, tidak sepatutnya bagi kita mengufurinya dengan melanggar perintah-Nya. Lalu bagaimana sikap seorang muslim ketika sedang merasakan segala kenikmatan tersebut?
Hal utama yang harus dilakukan seorang muslim adalah dengan bersyukur, karena syukur merupakan sikap mulia yang menjadi landasan iman seorang hamba. Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa syukur yang sempurna tegak di atas tiga pondasi,
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.” (Madarijus Salikin: 2/234).
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang pandai bersyukur dan menerima segala amal kita sebagai bentuk ketaatan yang tulus. Āmīn.
Allāhu Ta‘ālā a‘lam bishawāb.