SONGSHAN_1355-A

Dalam perjalanan mereka ke perkemahan Ming Jiao, sejuta pikiran berkecamuk di benak Zhang Wuji. Mereka telah mengalami sendiri peperangan, meskipun cukup singkat, tetapi sangat menegangkan, dan dirinya sempat memimpin peperangan itu. Semua orang sekarang membangga-banggakan dirinya. Ia heran, di dalam hatinya tidak merasakan kebanggaan, yang seharusnya dirasakannya. Yang ada bahkan deretan kalimat dari Chaghan Temur, yang tampaknya baru dikalahkannya — Sampai di sini, ia tiba-tiba berpikir, ada sesuatu yang salah di sini, rasanya kemenangan mereka agak terlalu mudah, ia tak dapat menjelaskan mengapa ia sampai memikirkan hal ini. Benarkah Chaghan Temur sengaja mengalah? Ia kembali teringat kata-katanya, "Aku sendiri lebih suka mati di tanganmu ketimbang harus membunuhmu..." Ia sangat terkejut menyadari pikirannya sendiri. Saat itu ia memang sempat terharu mendengar uraian Chaghan, tetapi karena suatu hal ia tak pernah menganggapnya terlalu serius. Lagipula, Zhao Min, secantik dan sebaik apa pun dia, sekarang ini tetaplah masih seorang gadis kecil, tak lebih dari tiga belas tahun! Masa Chaghan sungguh beranggapan dirinya — Zhang Wuji — akan menikahi Zhao Min? Tetapi kemudian ia kembali teringat ucapan Chaghan Temur sebelumnya, "Nenek moyangku berasal dari suku Naiman... kalian ingin mengusirku dari tanah kelahiranku sendiri...?" Dalam hati ia jadi berpikir, ini berarti, jika dibandingkan dengan Chaghan Temur, ia sungguh bukan penduduk asli Zhongyuan ini, meskipun kedua orang tuanya berasal dari sini. Sungguh kontras jika dibandingkan dengan Chaghan Temur sendiri. Untuk membaca selengkapnya: https://plitwh.wordpress.com/prolog/1-songshan-1355/