Bab 5 Bayangan yang Kembali Hidup

Bab 5 Bayangan yang Kembali Hidup Alarm ruang intelijen Kara berbunyi pelan tapi tajam suara yang mengirimi firasat buruk ke seluruh markas. Lampu merah berkedip ritmis di dinding ketika para anggota Kara berdatangan. Pangeran Ogawa berdiri di depan layar holografik, wajahnya semakin kaku, matanya lebih tajam dari biasanya. Eida memasuki ruangan, napasnya sedikit terengah, namun tetap menjaga ketenangannya. Ia menghampiri Ogawa tanpa banyak kata, berdiri di sisinya. “Laporan terbaru dari sektor Gamma,” ujar Victor sambil menyerahkan tablet. “Ada infiltrasi. Polanya… sangat mirip dengan taktik Putri Maria pada pengkhianatan terakhir.” Ruangan menjadi senyap. Nama itu Putri Maria bagaikan pisau yang menusuk langsung ke pusat ketenangan Ogawa. Ogawa mengepalkan tangan. “Tampilkan datanya.” Hologram menampilkan pola pergerakan musuh. Saat Eida memperhatikan garis-garis yang terbentuk, tubuhnya menegang. “…Ini memang mirip. Terlalu mirip.” Ia melirik Ogawa. Pandangan pangeran itu gelap, penuh badai. Luka lama yang mulai sembuh kini ditarik kembali ke permukaan. Namun Ogawa berbicara dengan suara tenang tenang yang hanya dimiliki seseorang yang menahan amarah. “Tidak ada bukti itu benar-benar Maria. Tapi kita tidak boleh ceroboh.” Eida melihat bahunya mengeras, seolah ia menyimpan seluruh beban markas seorang diri. “Aku ikut dalam misi lapangan,” ucap Eida. Koji yang berdiri di belakang mereka mengangkat alis. “Tidak disarankan. Ini misi beresiko tinggi.” “Justru karena itu,” balas Eida mantap, “Pangeran tidak boleh turun tanpa pengawas.” Ogawa menoleh padanya, tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, waktu seakan berhenti. Ada kekhawatiran dalam mata Ogawa kekhawatiran yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapa pun. Dan Eida menyadarinya. “Kalau kau terluka…” suara Ogawa rendah, nyaris bergetar, “itu akan menjadi kesalahanku.” Eida perlahan tersenyum kecil tipis, namun hangat. “Kalau begitu, jagalah aku